Liputan6.com, Jakarta: Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Laode Ida menilai bungkamnya tersangka Muhammad Nazaruddin karena adanya perlakuan represif, ditekan, dan diintimidasi. Kondisi ini membuat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu menjadi takut untuk tetap konsisten dan terbuka membongkar keterlibatan para politikus dan pejabat dalam praktik mafia dan korupsi.
Hal itu ia sampaikan kepada wartawan usai mengikuti hari kelahiran UUD 1945 dan HUT MPR di gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/8). Menurut Laode, bila Nazaruddin terus
bungkam, maka akan kian nyata adanya upaya penguasa, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan kepolisian membiarkan negara ini terus digerogoti dan digerus mafia dan koruptor.
"Dengan bungkamnya Nazaruddin, hal itu patut diduga. Sungguh-sungguh sangat disayangkan dan memprihatinkan," kata Laode. Perlakuan seperti itu, menurut Laode, karena para pelaku utama dalam kasus Nazaruddin itu melibatkan politikus dan pejabat dari partai penguasa.
"Ini sangat dapat dimengerti karena kalau itu terjadi maka akan kian jatuh pamor atau krisis kepercayaan rakyat akan semakin meningkat terhadap penguasa sekarang ini," tutur Laode.
Soal bungkamnya Nazaruddin, disikapi berbeda Menkumham Patrialis Akbar. Ia menjamin tak ada tekanan terhadap Nazaruddin [baca: Patrialis Jamin Tak Ada yang Menekan Nazaruddin].(AIS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar